SD IT ABN BANGGA
Mengapa bangga ?..... Karena Nama SD IT ABN diambil dari Nama Tokoh Ulama Besar, Maha Guru Para Ulama, Sastrawan, Pendidik dan Tokoh Pejuang Pembela Tanah Air (PETA), Pahlawan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yaitu Kyai Haji Raden Abdullah Bin Nuh.
Sekolah Dasar Islam Terpadu Abdullah Bin Nuh ( SD IT ABN )
Sekolah Dasar Islam Terpadu Abdullah Bin Nuh (SD IT ABN) didirikan pada tahun pelajaran 2011/2012 dengan SK Pendirian YIC Al Ghazaly No. 140/SK/BPR/AG/VI/2010, dengan tujuan merealisasikan Pendidikan yang sesuai dengan Mazhab Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dengan Syari'at Islam yaitu Al Quran dan Hadits, dan juga sesuai dengan Tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003.
Biografi Mama Abdullah Bin Nuh
Nama : K.H.R Abdullah bin Nuh
Tempat Tanggal Lahir : Cianjur, 30 Juni 1905
Wafat : Bogor, 26 Oktober 1987
Silsilah
Ibu
Nyi R. H. Aisyah bin Raden Sumintapura (Kakek dari pihak ibu adalah seorang wedana Tasikmalaya)
Ayah
K.H.R. Abdullah putera K.H.R. Nuh, putera R.H. Idris, putera R.H. Arifin, putera R.H. Sholeh, putra R.H. Muhyiddin Natapradja, putra R. Aria Wiratanudatar V (Dalem Muhyiddin), putra R. Aria Wiratanudatar IV (Dalem Sabiruddin), putra R. Aria Wiratanudatar III (Dalem Astramanggala), putra R. Aria Wiratanudatar II (Dalem Wiramanggala), putra R. Aria Wiratanudatar I (Dalem Cikundul).
Pendidikan
K.H.R. Abdullah bin Nuh, Sejak kecil mendapat pendidikan agama Islam yang sangat keras dari ayahnya, yakni K.H.R. Muhammad Nuh bin Muhammad Idris. Juga seorang ulama besar, pendiri Sekolah Al I’anah Cianjur. Dalam pengawasan ketat ayahnya ini beliau paparkan pada tahun 1918, saat K.H.R. Abdullah bin Nuh berusia 13 tahun, dengan berkata kepada muridnya: “Mama mah tiasa maca Ihya teh khusus ti Bapak Mama” (Mama, bisa membaca kitab Ihya itu belajar dari bapak saya).
Semasa belajar, antara usia 8-13 tahun, beliau sudah menunjukkan bakatnya dalam bahasa dan sastra arab, sangat pandai dalam berbicara bahasa Arab bahkan sudah sangat menguasai, menalar dan menghafal kitab Alfiyah ibnu Malik (tata bahasa arab seribu bait) tingkat tinggi. Selain itu, K.H.R. Abdullah bin Nuh sangat pandai dalam berbahasa Inggris, diusia ini pula beliau mampu membuat tulisan dan syair dalam bahasa Arab. Oleh gurunya, artikel dan syair karya Abdullah dikirim ke majalah berbahasa Arab yang terbit di Surabaya.
Pada usianya yang ke-18, yaitu pada tahun 1922, Sayyid Muhammad bin Hasyim Hijrah ke Surabaya. K.H.R. Abdullah bin Nuh ikut , karena Beliau merupakan salah seorang murid terbaik kesayangannya. Disana, Sayyid Muhammad bin Hasyim mendirikan “Hadrolmaut School”, dan K.H.R. Abdullah bin Nuh melanjutkan belajarnya. Selain belajar, beliau digembleng cara mengajar, berpidato, memimpin (leadership) dan lain-lain, diperbantukan untuk mengajar sekaligus menjadi redaktur Hadrolmaut, majalah mingguan edisi bahasa Arab di Surabaya (1922-1926).
Pada tahun 1926, pada saat usianya yang ke-22, kecerdasan dan kemampuannya dalam berbahasa Arab telah menghantarkan beliau untuk belajar di Universitas Al-Azhar Cairo pada bidang Fikih Fakultas Syari’ah dan Madrasah Darul Ulum Al Ulya (Al-Adaab). Sekembalinya dari Mesir antara tahun 1927-1928, K.H.R Abdullah bin Nuh memulai karirnya sebagai Kyai dengan mengajarkan Agama Islam. Diawali dari Cianjur dan Bogor, Pernah tinggal di Ciwaringin kaum dan di Gang Kepatihan.Selama di Bogor beliau mengajar di Madrasah Islamiyyah yang didirikan oleh mama Ajengan R. Haji Mansyur dan juga mengajar para Mu’alim yang berada disekitar Bogor. Satu tahun tinggal di Bogor, pindah ke Semarang, disana hanya dua bulan kemudian kembali lagi ke Bogor, untuk melanjutkan perjalanannya ke Cianjur. Disana beliau menjadi guru bantu di Madrasah Al I’anah.
Tahun 1930, untuk yang kedua kalinya K.H.R Abdullah bin Nuh kembali ke Bogor dan tinggal di Panaragan, pekerjaan beliau adalah mengajar para Kyai dan menjadi korektor Percetakan IHTIAR (inventaris S.I).
Selama 4 tahun bermukim di Bogor. K.H.R Abdullah bin Nuh bersama Mama Ajengan R.H Mansur, mendirikan Madrasah PSA (Penolong Sekolah Agama) yang berfungsi sebagai wadah pemersatu madrasah-madrasah yang ada disekitar Bogor, ketuanya adalah Mama Ajengan R.H Mansur, sedangkan K.H.R Abdullah bin Nuh terpilih sebagai Ketua Dewan Guru/Direktur.
Pengabdian dan Perjuangan semasa hayatnya
Selain sebagai seorang Penulis, K.H.R Abdullah bin Nuh juga mengabdikan diri sebagai Pengajar di Cianjur & Bogor, dan antara tahun 1928-1943 K.H.R Abdullah bin Nuh menjadi seorang pejuang kemerdekaan Republik Indonesia. Beliau menjadi anggota Pembela Tanah Air atau Peta di usia 41 tahun (1943-1945) untuk wilayah Cianjur, Sukabumi dan Bogor.
Pada tahun 1945-1946, beliau memimpin Badan Keamanan Rakyat (BKR) dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Pada tahun 1948-1950, beliau menjadi anggota Komite Nasional Pusat (KNIP) di Yogyakarta, Sebagai kepala seksi siaran berbahasa Arab pada Radio Republik Indonesia (RRI) Yogyakarta dan Dosen luar biasa pada Universitas Islam Indonesia (UII).
Pada tahun 1950-1964, memegang jabatan sebagai kepala siaran bahasa Arab pada RRI Jakarta.
Pada tahun 1964-1967, menjabat sebagai Lektor Kepala (saat ini; Dekan) Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Pada tahun 1969, beliau mendirikan Majelis Al-Ghazaly dan Pesantren Al-Ihya di Bogor. Di kedua tempat pendidikan ini Beliau sebagai sesepuh/ Guru Besar. Di Bogor, K.H.R Abdullah bin Nuh aktif melaksanakan kegiatan dakwah Islamiah dan mendidik kader-kader ulama. Beliau juga menyempatkan diri untuk menghadiri pertemuan dan seminar-seminar tentang Islam di beberapa negara, antara lain: Arab Saudi, Yordania, Irak, Iuran, Australia, Thailand, Singapura dan Malaysia.
Beliau juga ikut serta dalam Konferensi Islam Asia Afrika (KIAA) sebagai anggota panitia dan juru penerang yang terampil dan dinamis.
Karya K.H.R. Abdullah Bin Nuh
Kamus yang disusun K.H.R. Abdullah bin Nuh bersama sahabatnya H. Umar Bakry, adalah :
1. Kamus Arab - Indonesia
2. Kamus Indonesia - Arab - Inggris
3. Kamus Inggris - Arab - Indonesia
4. Kamus Arab - Indonesia - Inggris
5. Kamus Bahasa Asing (Eropa), berkisar hubungan : diplomatik politik - ekonomi
Dalam bahasa Arab, Karya beliau antara lain :
1. Al-Alam al-Islami (Dunia Islam)
2. Fi Zilal al-Ka’bah al-Bait al-Haram (Di Bawah Lindungan Ka’bah)
3. La Taifiyata fi al-Islam (Tidak Ada Kesukuan Dalam Islam)
4. Ana Muslim Sunniyyun Syafi’iyyun (Saya Seorang Islam Sunni Pengikut Syafii)
5. Mu’allimu al-’Arabi (Guru Bahasa Arab), dan
6. Al-Lu’lu’ al-Mansur (Permata yang bertebaran).
Adapun Karya yang ditulis dalam Bahasa Arab, antara lain :
1. Cinta dan Bahagia
2. Zakat Modern
3. Keluarga Rasulullah SAW
4. Sejarah Islam di Jawa Barat Hingga Zaman Keemasan Banten
Karya terjemahan antara lain :
1. Minhaj al-Abidin (Jalan Bagi Ahli Ibadah) karya Imam al-Ghazali.
2. Al-Munqiz Min al-Dalal (Pembebas dari Kesesatan) karya Imam al-Ghazali,, dan al-Mustafa li ManLahu Ilm al-Ushul (Penjernihan bagi Orang yang Memiliki Pengetahuan Ushul) karya Imam al-Ghazali. Dan banyak lagi yang tidak bisa kita sebutkan satu persatu.
Karya tulis Keutamaan dalam bahasa Sunda :
Lenyepaneun (Bahan Telaah Mendalam). Dan banyak lagi karya Beliau yang belum bisa disebutkan satu persatu hingga mencapai 74 Buku Keistimewaan K.H.R. Abdullah bin Nuh sebagai ulama adalah kemampuannya menciptakan Prosa Syair Arab dalam berbagai bentuk dan tujuan, seperti syair pujian dan ratapan. Prosa & Syair-syairnya telah dihimpun dalam sebuah buku hingga mencapai 8000 bait, diantaranya qasidah (118 qasidah) yang terdiri dari 2.731 bait dan banyak lagi, semuanya digubah dalam bahasa Arab fusha (fasih) yang bernilai tinggi.
Salah satu Prosa yang sampai saat ini menjadi legendaris cianjur yaitu "Persaudaraan Islam". Prosa ini ditulis pada saat beliau berumur 20 tahun yaitu tahun tahun 1925. Penggalan Prosa bait pertama yaitu:
"Anda adalah saudaraku. Betapa keadaan anda dan apapun kebangsaan anda. Apapun bahasa anda dan bagaimanapun warna kulit anda. Anda saudaraku walaupun anda tdk kenal aku dan tdk tahu siapa bundaku. Walaupun aku tdk pernah tinggal serumah dgn anda dan belum pernah seharipun hidup bersama anda dibawah satu atap langit".
Ahlul Bait / Keturunan KH. R. Abdullah Bin Nuh
Ibu Cianjur Ny. Rd. Nenden Mariyah (Alm) putra-putrinya adalah :
Ibu Bogor adalah Dra. Hj. Mursyidah (Alm) (Ummul Ghazaliyyin), Putra-putrinya adalah :
1. Rd. Ahmad (Almarhum)
2. Rd. Aminah (almarhumah)
3. Rd. Wasilah (Almarhumah)
4. Rd. Aisyah (almarhumah)
5. Rd. Hj. Romlah (Almarhumah)
6. Rd. Hj. Mariyam (almarhum)
7. Rd. Hilal (Almarhum)
8. Rd. Zahro (almarhumah)
9. Rd. Hamid (Australia)
10. Rd. Zulfa (Bogor)
11. Rd. KH. M. Mustofa (Bogor)
PENUTUP
Dengan dipaparkan nya Biografi Kyai Haji Raden Abdullah Bin Nuh ini, mudah-mudahan menambah keimanan kita kepada Allah SWT yang telah menciptakan makhluk-Nya dengan kecerdasan yang luar biasa dan sebagai rasa Ta’zhim dan Mahabbah pada Guru kita juga sebagai inspirasi kepada Pendidik dan Peserta Didik SD IT ABN agar terus belajar / mencari ilmu, sesuai hadits Rosul :
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَمُسْلِمَةٍ
Artinya : ”Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan”. (HR. Ibnu Abdil Barr)
Dengan Mengajar berarti Pendidik sedang Belajar, dengan Belajar berarti Pendidik & Peserta Didik sudah mengamalkan hadits Rosulullah Muhammad SAW.
Bogor, 20 Maret 2018 M / 19 Jumadil Tsani 1439 H
Mengetahui,
Ketua YIC Al-Ghazaly
K.H. Mustofa Abdullah bin Nuh, Lc